Minggu, 18 September 2016

Percayalah !!! Kasih Sayang Mengalahkan Segalanya

     Kisah atau cerita ini tidak berdasarkan kisah nyata, juga bukan hasil dari kisah inspirasi manapun. Cerita ini hanya karangan saya belaka, ya lebih tepatnya mengisi waktu luang dan menyalurkan hobi hehehe. Ya udaaah deeh mulai saja hehehehe….
     Di sebuah desa, tinggallah neysa dan bapaknya yang bernama Tian. Sejak ibunya meninggal saat umur neysa masih 2 tahun, nesya di rawat oleh bapaknya yang bekerja sebagai buruh pabrik di kampung sekitar. Bekerja dan harus sekaligus menjadi ibu bagi neysa tentu saja itu bukanlah suatu yang mudah dilakukan oleh Tian. Meskipun beban berat yang harus dijalani oleh tian, tetapi dia tidak pernah mengeluh dan menyerah dengan keadaan, neysa adalah satu-satunya harta paling berharga baginya,segala sesuatu dia lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan anak simata wayangnya itu.
     Setahun tahun berlalu neysa sudah terbiasa menjalani hidup tanpa kasih sayang seorang ibu. Sekarang usia neysa 3 tahun, ketika tian kerja neysa biasanya di jaga oleh tetangga atau kerabat. Sepulang kerja tian tidak langsung istirahat, dia melanjutkan pekerjaan rumah lain, masak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan lain-lain. Sungguh, bukan sebuah rutinitas yang mudah bagi seorang bapak yang kini sudah menginjak 35 tahun. umur yang sudah mulai menua, tenaga perlahan berkurang, dan yang pasti sekali lagi itu bukanlah apa-apa di banding rasa kasih sayangnya kepada neysa sang anak yang sangat dia sayangi dengan segenap hati dan tulus ikhlas.
     Pada suatu siang hal tak terduga terjadi, seorang kerabat mendatangi tempat kerja tian memberikan kabar yang sungguh membuat dia panik tak terhingga. Neysa sakit, dan harus di rawat inap di rumah sakit. Penyakit tulang yang membuat neysa harus menjalani rawat inap selama 1 minggu di rumah sakit. Segala usaha dilakukan oleh tian demi kesembuhan sang putri, pinjam duit sana sini, harus berhutang, menahan rasa malu, demi membiayai pengobatan neysa agar bisa sembuh dari penyakitnya.
     Satu minggu sudah neysa berada di rumah sakit, dan sebelum pulang dokter memberi saran pada tian agar membuat ramuan dari obat-obatan alami, herbal, dan dicampur daging sapi untuk mempercepat proses penyembuhan neysa. Sesampai di rumah tian segera menuruti perkataan dokter yaitu membuat sup dari obat-obatan herbal, da nada satu yang kurang adalah daging sapi. Segera tian menuju ke pasar untuk mencoba ngutang kepada pedagang daging sapi, tapi apa daya tiada belas kasihan dari sang pedagang. Tian pulang dengan tetesan air mata, sedih, dan merasa bersalah karena tidak bisa menjaga putrinya dengan baik.
     Sampai di rumah tian duduk termenung di depan rumahnya, di iringi hujan rintik-rintik, “ya Tuhan, hamba mu butuh kuasa mu di saat ini, tolong beri hamba kekuatan untuk menghadapi ini semua. Doa yang dipanjatkan tian dari hati dengan penuh keyakinan”
Segera masuk dan mengambil pisau, kain, dan juga mangkuk. Tian mengiris pahanya dengan pisau, kain di gunakan untuk mengikat pangkal paha agar darah tidak terlalu banyak keluar. Perlahan tian mulai mengiris daging pahanya, teriakannya karna menahan rasa sakit itu tak terdengar oleh neysa yg sedang berbaring lemas di tempat tidur. Dengan penuh perjuangan dan rasa sakit akhirnya dia membuat sup dari daging pahanya untuk putrinya selesai, setelah makan sup itu keadaan neysa sudah mulai sembuh bahkan keesokan harinya neysa sudah seperti biasa dan dapat menjalani hari-hari seperti biasa. Tak ada satu orangpun yang tahu kejadian tersebut, luka besar di paha tian yang sebenarnya sangat membuatnya tersiksa, tapi sekali lagi kasih sayang kepada putrinya mengalahkan segala-galanya.
     Empat tahun berlalu, neysa sudah kelas 2 sd dan keesokan harinya tian ulang tahun. Neysa yang sudah lama ingin membelikan bapaknya sepeda telah menabung selama 2 tahun untuk membelikan sepeda kesukaan bapaknya dan berniat memberikan sepeda tersebut sebagai hadiah ulang tahun tian. Sepulang sekolah neysa langsung menuju toko sepeda yang memang dari dulu sangat ingin di beli oleh tian namun sampai sekarang belum tercapai karena tian lebih memilih nabung buat biaya sekolah neysa. Setelah membeli sepadanya neysa lantas memberi tahu kepada kakek pemilik toko bahwa jangan sampai bapaknya tahu bahwa uang yang digunakan untuk membeli sepeda adalah hasil tabungannya selama 2 tahun dari uang jajannya tiap hari. Kakek pemilik toko pun terdiam, haru, mendengar perkataan anak kecil yang polos itu, dan sang kakek mengiyakan perjanjian tersebut.
     Sore itu, sesampai tian di rumah neysa langsung mengucapkan selamat ulang tahun kepada tian dan langsung memberikan hadiah sepeda itu kepadanya, sungguh terkejut tian apa yang di berikan putrinya. Lantas tian bertanya “ nak, kamu dapat uang dari mana untuk beli sepeda itu ?
Neysa hanya terdiam dan terpaku, menangis, tak dapat keluar satu katapun dari mulutnya. “sekali lagi bapak Tanya, kamu dapat uang itu dari mana, dengan nada tinggi” . “bapak tidak pernah mengajarkan kamu mencuri neysa” sungguh terpaksa tian harus memberikan hukuman kepada buah hatinya. Mendengar suara tangisan pecah neysa, tetangga segera mendatangi rumah tian, dan kebetulan kakek pemilik toko sepeda yang sedang berkunjung di rumah keluarganya yang kebetulan tetangga tian ikut mendatangi rumah mereka.
     Dengan terpaksa dan harus mengingkari janjinya sama neysa, kakek langsung menceritakan semua kejadian yang sebenarnya kepada tian. Setelah mendengar cerita sang kakek, tian langsung memeluk neysa “maafkan bapak nak, maafkan bapak” dengan tangisan yang tulus mereka berdua berpelukan. Peristiwa itupun membuat haru tetangga yang menyaksikannya, tanpa sadar mereka pun turut mengeluarkan air mata… sunggguh peristiwa dan kejadian yang sangat menyentuh hati, dimana kasih orang tua tidak akan bisa kita bayar dengan dan dalam bentuk apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar